Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Perkembangan Industri Film Indonesia

Industri film Indonesia menunjukkan peningkatan kuantitas sejak tahun 2012 dilakukan digitalisasi distribusi film dengan DCP (Digital Cinema Package), karena praktis memangkas biaya peredaran film di bioskop yang sebelumnya dengan seluloid. Film Indonesia yang beredar tahun 2013 meningkat 20% dari tahun 2012, tetapi jumlah penonton justru turun 7%. Kondisi ini terus berkelanjutan, semakin banyak film yang di bawah standar beredar di bioskop. Tahun 2015 tercatat 115 judul film beredar tapi jumlah penonton hanya mencapai jumlah yang sama dengan tahun 2012 yang hanya 87 judul. Artinya secara rata-rata perolehan penonton per judul film Indonesia semakin merosot.


Pada 25 Juli 2016 lalu CINEMA 21 menyampaikan presentasi pada acara Halal Bihalal yang dilakukan oleh eksibitor yang market share-nya 77,5% ini. Di antaranya yang sangat menarik adalah fakta bahwa hingga Juli 2016 ada 68 film Indonesia beredar, ternyata 7 dari 68 film Indonesia tersebut meraih 88% perolehan jumlah penonton, sedangkan sisa 12% perolehan jumlah penonton terbagi untuk 61 judul film Indonesia lainnya. Ke 7 film ini adalah Ada Apa Dengan Cinta 2, My Stupid Boss, Rudy Habibie, Koala Kumal, Comic 8 – Casino Kings Part 2, ILY from 38.000 Feet, dan London Love Story.

Informasi di atas menjanjikan optimisme, bahwa film Indonesia yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan ditunjang promosi yang serius akan sukses meraih penonton. Perolehan jumlah penonton film Indonesia sampai Juli 2016 ini, lebih tinggi 12,5% dari periode setahun penuh 2015. Sedangkan market share nya mencapai 30%, jauh di atas tahun 2015 yang yang market share nya hanya 20%, walaupun masih di bawah tahun 2008 yang mencapai 56%. Padahal jumlah layar bioskop terus meningkat dengan pertumbuhan sekitar 9% per tahun. Pada tahun 2011 ketika film impor sempat tidak masuk selama 6 bulan, ternyata berimbas negatif terhadap film Indonesia yang turun perolehan penontonnya 2% dari tahun 2010 padahal jumlah film beredar naik 7%. Jelas bahwa pola habit menonton film Indonesia ikut turun, dan kompetisi yang selalu dicurigai memojokkan film Indonesia tidak terbukti.

Perkembangan industri film Indonesia memang membutuhkan penanganan yang berpihak kepada perlindungan penonton. Agar citra film Indonesia tetap terjaga, dengan kepercayaan penonton yang terus terbangun oleh film-film berkualitas, dan dikerjakan dengan kreatifitas yang dekat dengan selera penontonnya. Tim yang melakukan seleksi kelayakan film Indonesia yang akan beredar di bioskop sangat dibutuhkan untuk kemajuan industri, walaupun ditanggapi dengan berbagai sikap pro dan kontra. Tetapi bukankah hanya kegagalan yang akan dicapai ketika kita berusaha menyenangkan semua pihak...?


*)Data diambil dari Materi Presentasi Halal Bihalal 2016 CINEMA 21 di XXI Club, Jakarta 25 Juli 2016.


Penulis:
Chand Parwez



 

 

Post a Comment

Terima kasih sudah mengunjungi website resmi Festival Film Bandung. Sila tinggalkan jejak di kolom komentar. Hindari spamming dan kata-kata kasar demi kenyamanan bersama.
© Forum Film Bandung. All rights reserved.