Putu Wijaya
KEBANGKITAN
Menembus waktu dengan menunggang
sebuah film tua, adalah danau yang lebih biru dari lautan, di situ angin
berisik di atas pelana kuda yang meringkik oleh instingnya, tentang padang luas yang sudah
lama dijanjikan serta bulan yang dapat dibelai
Ah aku tak mau bermimpi. tetapi
kulihat kembali harapan yang memberiku mata hati dan bunga. yang kutanam di
sanubari dan kini setelah perjalanan kita entah kandas di mana, kembang itu
menabur wangi semerbak sehingga aku hampir menangis karena keindahan itu tak
raib dalam lumpur malam, apalagi hanya kepedihan, ia tetap berseri dan
tersenyum mengajak melangkah lagi, sekali lagi, buat siapa pun yang sudah putus
asa
Kau selamatkan aku wahai layar
tua. yang tak bisa tak kucintai, kau tampar seluruh permenunganku, karena kau
terus juga meniupkan cinta sesama tak pernah dapat dihentikan oleh apa pun,
itulah arti kehadiranmu. membuat yang tak bergerak bergegas lagi, lalu
menerjang nasib yang selalu ingin mengalahkan
Aku jadi kembali mendengar, merasa
dan tergoda, tapi tahu tak harus kumiliki yang tak mungkin, biar mimpi tetap
hanya menggelepar di langit ketujuh dan
aku hanya jadi pelari yang mengejar karena bukan sampai yang paling penting,
tetapi melangkah tanda aku mensyukuri kehidupan karuniaNya ini
Kau ajarkan aku bercerita tanpa
berkata, berhenti tapi tak berakhir, kau selalu memandang dalam gelap ada
cahaya, ketika tertawa pikiran bergerak, dalam kosong banyak yang terucap, kau
bukan hanya menemani tetapi menerangi, bagai pohon palem yang tetap tegak kuat
tetapi juga ramah dan indah, kau yang membuatku ingat rumah, anak-istri serta
saudara-saudara yang berharap aku kembali berjuang untuk mereka
Tapi kau juga selalu mengepalkan
tangan, urat-urat bajamu membayangkan tekadmu yang gila untuk mendukung setiap
gerak dan suara kebebasan, kau yang setia dan mencintai kebenaran lebih dari
cintamu kepada dirimu sendiri, kau yang selalu terbawa dalam ingatanku, kaulah
yang menyalakan api, mengusir lelah dan membuat seluruh kelemahan dan
kekalahanku jadi kemenangan, selama kau tetap kau, aku akan bangkit dari mati
sekali pun, itulah yang tak ternilai dari persahabatan, cinta dan perjuangan
kita yang tak akan kita biarkan berakhir, kau, kau yang menyebabkan aku ingin
terus ada
Jangan pernah ucapkan selamat
berpisah, tidak ada kata tua dalam perjuangan, singsingkan saja lengan baju
kembali, kita bahu-memahu, pegang tiang bendera kuat-kuat untuk mengibaskan:
layar putih itu bukan hanya hiburan tapi perenungan, genderang sudah berbunyi,
kita akan bertempur lagi saudaraku, siapkan pengorbananmu karena kita harus
menang
Jakarta 2012