Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Review Nightmare Alley: Thriller Noir del Toro tentang Keserakahan Manusia

Del Toro menciptakan makhluk aneh yang tidak ada di dalam novelnya, sebagai simbol dari pembelajaran yang dialami oleh karakter utama cerita

Penghargaan film paling bergengsi Hollywood telah mengumumkan jajaran nominasinya. Sepuluh film dari beragam genre berhasil masuk menjadi nominasi untuk kategori Best Picture atau Film Terbaik. Termasuk di antaranya yaitu sebuah film thriller noir yang baru saja tayang sebulan lalu di bioskop Indonesia, Nightmare Alley.

Cerita film ini didasarkan dari novel tahun 1946 berjudul sama yang sebelumnya pernah juga diadaptasi menjadi film setahun kemudian. Jadi, Nightmare Alley (2022), ini bukanlah remake dari film klasik tersebut, melainkan sebuah adaptasi versi terbaru dari novelnya. Sutradara asal Spanyol, Guillermo del Toro, dipercaya untuk menerjemahkanya ke layar lebar sesuai dengan visinya sendiri. Sehingga film ini benar-benar terasa berbeda walaupun masih memeluk erat ruh cerita novelnya.

Bicara Guillermo del Toro, ia dikenal lewat karya-karyanya yang sebagian besar bergenre horor, tapi selalu punya kesan seram yang berbeda. Hal itu disebabkan karena horor tersebut diceritakannya serupa cerita dongeng. Unsur fantasi dalam karyanya sangat kental. Ia gunakan elemen fantasi tersebut untuk menggambarkan tema dari emosi atau perasaan terdalam manusia. Nggak heran kalau visual dari film-film garapannya seringkali tampak indah sekaligus menyeramkan. 

Dalam film Pan’s Labyrinth (2006) yang mendapat nominasi Oscar untuk Skenario Terbaik misalnya. Del Toro mengambil latar perkemahan perang dari sudut pandang seorang gadis cilik yang jadi anak tiri dari kapten yang sangat kejam. Del Toro memvisualkan perasaan dan pandangan si gadis cilik lewat kehadiran dunia peri-peri yang penuh makhluk aneh dan menyeramkan. Tapi di situ penonton tahu, bahwa makhluk dunia imajinasi tersebut tidak lebih berbahaya daripada dunia nyata yang dihadapi si gadis.  

Contoh lain adalah penceritaannya dalam The Shape of Water (2018) yang berhasil membawa pulang Film Terbaik Oscar sekaligus mengantarkan dirinya menjadi Sutradara Terbaik. 

Ia mengangkat kisah cinta antara manusia perempuan dengan makhluk air bersisik dan berkuku tajam yang dikurung dalam sebuah lab penelitian. Sutradara ini selalu memberikan perhatian lebih dengan tidak menampilkan mereka lewat efek komputer. Melainkan selalu dengan riasan, kostum, dan efek-efek praktikal lainnya. Perhatiannya terhadap artistik seperti ini lantas membuat film-film karyanya memang selalu terlihat otentik.

Ciri-ciri khas tersebutlah yang dibawa oleh del Toro ke dalam penggarapan cerita Nightmare Alley. Sebuah film yang bercerita tentang keserakahan dan kesombongan manusia dengan latar belakang dunia pertunjukan karnaval. 

Panggung cerita ini memang sesuai sekali untuk dikembangkan dengan visual fantasi yang kelam. Sudut-sudut gelap tenda-tenda sirkus, orang-orang karnaval yang keras dan urakan, ditampilkannya dengan elegan. Del Toro bahkan menciptakan juga makhluk aneh yang tidak ada di dalam novel, sebagai simbol dari pembelajaran yang dialami oleh karakter utama cerita. Kegelapannya itu mengundang penonton masuk, dan kemudian bergidik ketika melihat karakter manusia. Karena di situlah horor cerita ini berasal.

Tentu saja bukan karena keunggulan sang sutradara saja film ini bisa mendapat nominasi tertinggi di Oscar 2022. Desain produksi dan sinematografi film ini juga jadi salah satu faktor pendukung kekuatan penceritaan, yang masing-masing juga mendapat nominasi di Oscar. Nightmare Alley yang berakhir bak puisi tragis ini menjadi hidup berkat karakter-karakter yang dimainkan oleh barisan aktor yang juga sudah malang-melintang di penghargaan film kelas dunia.

Tonton ulasan lebih lengkap Nightmare Alley di channel Youtube Festival Film Bandung atau klik video di bawah ini:

Post a Comment

Terima kasih sudah mengunjungi website resmi Festival Film Bandung. Sila tinggalkan jejak di kolom komentar. Hindari spamming dan kata-kata kasar demi kenyamanan bersama.
© Forum Film Bandung. All rights reserved.