Oleh: Agus Safari
Forum Film Bandung
FILM ALIF LAM MIM yang menjadi bahan perdebatan dengan judul yang
menyiratkan atau memakai idiom dari
kitab Al Quran dengan segala pertimbangan yang ‘terpaksa’, maka lahirlah film
tersebut dengan judul besar memakai angka 3. Sebuah judul yang menurut bahasa
visual dan kaca mata promosi agak melawan arus dan merugikan serta tidak begitu
menarik untuk dilihat lebih lanjut dari sisi materi promo .
Ternyata begitu menonton Film 3 tersebut, ternyata memang secara
keseluruhan tema film tersebut melawan
arus dari ‘keriuhan’ tema film tahun 2015 ini. Namun meski melawan arus film
ini begitu banyak hal-hal yang menarik dan keberhasilan dari segala unsur dalam
penggarapannya. Plot yang digunakan menarik dan tidak membosankan; tarik-ulur
antara masa kini-masa lalu mengalir dengan tertata apik dalam balutan disiplin
artistik yang cukup meyakinkan.
Penggunaan Plot yang menafsirkan
dari kata Alif Lam Mim sangat kentara sekali bahwa Sutradara (Anggy Umbara)
ingin memberikan makna yang multi tafsir bagi para peminat film action. ALIF
berdiri sendiri dan mempunyai makna dalam perjalanan waktunya, hingga Alif
diberikan ‘ruang’ dalam melakoni kisahnya. ALIF ini ibarat sebuah lakon atau
Babak dalam mengisi ‘Ruang’ tersebut. Begitu pula dengan LAM dan MIM diberikan
ruang (Babak) dalam mengisi ruang itu, dan ketika
ALIF, LAM dan MIM disatukan menjadi ALIF LAM MIM maka ruang itu menjadi ‘riuh’
dengan penuh makna. Maka penggabungan dari
Alif Lam Mim itu, adalah merupakan Epilog dari film 3 ini serta merupakan ending dari Soliloque sang Sutradara:
Anggy Umbara.
Drama action ini meneropong
kehidupan sosial yang sudah berubah dalam tatanan di pemerintahan serta kehidupan dalam beragama. Hal ini
menjadi film dystopian pertama yang mengisi ‘ruang’ Indonesia ( Jakarta) 20
tahun ke depan. Dengan sangat apik baik sutradara, para actor/aktris dan unsur pendukung
nampak sangat kentara saling bahu membahu untuk membuat film ini menjadi sebuah
tontonan yang menjadikan satu tarikan nafas. Hingga tak terasa begitu selesai
kita menonton, maka saat itulah kita akan menghela nafas panjang dengan makna
dan tafsir yang berbeda bagi semua penonton, dan yang membuat kesamaan setelah
nonton Film 3 ini adalah; Terpuaskan dahaga setelah banyak nonton film lebay di
periode tahun 2015 ini.
Maka alangkah rugi bagi penonton
yang belum menyaksikan FILM 3 ini karena keburu turun di bioskop dengan sangat
pendek sekali durasi tayangnya, karena gempuran film import. Hmm… sayang sekali
film yang layak untuk di apresiasi tapi keburu turun.
Hari ini (28 Oktober 2015) ada
kabar gembira FILM 3 akan ditayangkan di CGV Blitz Bandung pada pukul 20.55
wib, hanya satu hari. Bila anda seorang mania film Indonesia, inilah kesempatan
terakhir untuk nonton film yang begitu apik serta menarik untuk dikaji dan
tentu saja tidak lebay.
Selamat berapresiasi.