(Forum Film Bandung) Dalang
kondang Asep Sunandar Sunarya, wafat hari ini, Senin, 31 Maret 2014, jam 15.00
WIB di Bandung. Jenazah almarhum rencananya akan dikebumikan besok, Selasa, 1
April 2014. Asep Sunandar adalah dalang wayang golek ternama, lahir di
Jelekong, Kab. Bandung, 5 Mei 1955. Pada masa
kecilnya diberi nama Asép Sukana. Ia dibesarkan oleh pamannya, Jaja
(Djadja), hingga lulus SMP.
Asep mulai belajar mendalang
pada ayahnya, Abéng Sunarya,
tahun 1968. Kemudian pada tahun 1970 menjadi dalang siang hari. Ia berhasil
memperoleh ijazah Kursus Padalangan dari Yayasan Padalangan Jawa Barat (1972).
Berturut-turut, tahun 1979 dan 1980, ia menjadi Juara I dalam Binojakrama
(perlombaan) Pedalangan se-Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Yayasan Padalangan
Pusat Jawa Barat.
Pada tahun 1985, ia memperoleh
Bokor Kancana Astagina sebagai Rombongan
Pinilih se-Jawa Barat. Asép sangat terampil dalam memainkan hampir semua
tokoh wayang seperti Pendeta, Kresna,
Arjuna, Bima, Gatotgaca, dsb., lebih-lebih dalam memerankan panakawan
(Semar, Cépot, Udél, dan Garéng), baik di dalam dialog maupun
dalam memainkan pertarungan antara para raksasa.
Pada saat melakukan paguneman
ia pandai menyelipkan penerangan kepada penonton berupa pepatah, falsafah,
serta ajaran agama Islam. Sangat menarik bila ia menarikan wayang Rahwana dan yang sejenis, Gatotgaca,
serta Narayana atau yang sejenis.
Di dalam jejer pertama, ia menarikan tokoh wayang Maktal (pengganti
emban cantik) dengan amat menarik. Bentuk-bentuk peperangannya amat kaya dan
kreatif, yang ia ambil dari pola tradisi dilengkapi dengan trik-trik gerakan
silat, sandiwara, film di layar televisi untuk adegan perang para panakawan
dengan para raksasa.
Selain itu, Asep meramu
garapannya dengan meniru garapan wayang kulit purwa, terutama dalam tarian,
perangan, dan iringannya. Dengan modal bakat, pengalaman, serta kreativitas
yang terus dikembangkan, ia sangat terkenal di berbagai kalangan. Asep bisa
masuk memainkan wayangnya ke sekolah-sekolah umum, mulai dari SD hingga
perguruan tinggi, instansi-instansi pemerintah, bahkan acap kali diundang
untuk main di luar negeri seperti ke Perancis, Amerika Serikat, Jerman, dsb.
Asep Sunandar kemudian menjadi
dalang idola masyarakat. Rata-rata naik panggung 15 kali setiap bulan. Dalam
bulan Syawal, Hapit, dan Rayagung tidak ada malam kosong. Asép memiliki perkumpulan
seni Giri Hardja III. Ia memperoleh berbagai penghargaan, di antaranya
dari Gubernur Jawa Barat dan, Bupati Kabupaten Bandung, Presiden Republik
Indonesia, dan ain-lain.***
Innalillahi wa inna ilaihi roziun
KELUARGA BESAR FORUM FILM BANDUNG turut belasungkawa atas
wafatnya Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya. Semoga arwah almarhum mendapat tempat
mulia di sisi Allah SWT, Amiien,