Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Mengapa Tidak Ada Kategori Film Televisi Terpuji di Festival Film Bandung 2020?

Mengapa Tidak Ada Kategori Film Televisi Terpuji di Festival Film Bandung 2020?

Produser Transinema Pictures saat menerima piala Film Televisi Terpuji Festival Film Bandung 2018/Vidio

 

Setiap harinya perkembangan teknologi semakin cepat. Industri televisi kini bukan lagi menjadi satu-satunya hiburan bagi masyarakat. Maraknya platform online membuat sebagian orang beralih, dan menjadikan platform tersebut sebagai media utama hiburannya.

Di sisi lain, Festival Film Bandung yang tahun ini memasuki penyelenggaraan yang ke-33, masih mengamati perkembangan karya di televisi baik itu serial atau pun film Televisi (FTV).

Kenapa belum mengamati karya selain televisi?

Di media sosial banyak yang bertanya apakah Festival Film Bandung akan menilai karya selain di televisi? Regu Pengamat Forum Film Bandung bukannya tidak mengamati fenomena ini. Sudah sejak dua tahun lalu, fenomena ini dibahas dalam rapat pengamatan. Dan tahun ini pun kembali dibahas.

Beberapa aspek yang dibahas adalah masalah kebaruan tema, jumlah karya, dan juga potensi kesinambungannya. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Regu Pengamat sepakat untuk terus melihat perkembangan karya di luar televisi, tetapi belum melakukan penilaiannya pada tahun ini.

Namun, ada juga fenomena yang menarik dari karya yang tayang di luar televisi ini. Bagaimana jika karya yang semula bukan diperuntukkan untuk televisi lalu tayang di televisi. Apakah bisa dinilai di Festival Film Bandung?

Mari kita membahas definisi terlebih dahulu. Menurut buku panduan Festival Film Bandung, Serial Televisi adalah karya berseri yang ditayangkan di televisi dengan jumlah episode lebih dari satu. Merujuk pada pengertian di atas, maka karya di luar televisi yang ditayangkan di televisi bisa dinilai di Festival Film Bandung.

Hanya saja, ada prasyarat tertentu untuk menilai karya tersebut yakni tentang batasan waktu. Kami sepakat, karya tersebut akan kami nilai jika dan hanya jika waktu tayang di luar televisi dan di televisi, berada dalam satu periode penilaian yang sama.

Sebagai contoh, katakanlah periode penilaian Festival Film Bandung 2020 adalah mulai 1 Agustus 2019 hingga 31 Agustus 2020. Lalu ada serial berjudul Heart Series yang merupakan serial original Vidio tayang perdana di Vidio pada 1 Januari 2020. Kemudian serial ini ditayangkan kembali di televisi pada 31 Maret 2020. Dikarenakan waktu tayang di kedua media berada dalam satu periode penilaian, maka Heart Series bisa kami nilai untuk Festival Film Bandung 2020.

Lain cerita jika Heart Series ditayangkan di televisi pada 1 November 2020 misalnya. Maka, Heart Series tidak kami nilai untuk Festival Film Bandung 2021.

Lalu bagaimana dengan karya di televisi?

Sepanjang periode penilaian kami mengamati 59 Serial Televisi dan 133 Film Televisi (FTV). Namun khusus FTV, kami sangat menyayangkan karena dari jumlah tersebut, yang layak diperbincangkan dan didiskusikan lebih jauh untuk menempati nominasi Festival Film Bandung 2020, jumlahnya kurang dari lima.

Sebagai perbandingan, pada Festival Film Bandung 2019, jumlah FTV yang lolos kurasi awal berjumlah puluhan. Kenapa ini bisa terjadi?

Salah satu yang menjadi penilaian Festival Film Bandung adalah kebaruan tema. Dan tahun ini FTV yang kami amati nyaris tidak menawarkan kebaruan apa pun. Di segmen FTV drama romantis misalnya, ceritanya hanya berkutat antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertemu karena suatu kejadian yang tidak mengenakkan, kemudian mereka saling benci, tapi kemudian akhirnya mereka jatuh cinta.

Formula seperti itu nyaris memenuhi semua FTV drama romantis yang ada di televisi. Belum lagi formula seperti itu tidak ditunjang dengan latar yang menguatkan cerita. Latar yang ada kurang menggambarkan kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.

Kejenuhan formula FTV tidak hanya terjadi di segmen drama romantis. Di segmen FTV rumah tangga/keluarga yang saat ini didominasi oleh program Suara Hati Istri yang ditayangkan Indosiar, hampir semuanya memiliki pola yang sama. Yakni isu pernikahan yang diwarnai dengan perselingkuhan.

Dari permasalahan ini kami mencoba menganalisa kenapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana sesungguhnya potret FTV selama periode penilaian Festival Film Bandung 2020.

Matinya beberapa rumah produksi

Kebaruan  dan keberagaman tema bisa juga disebabkan karena banyaknya rumah produksi yang sudah tidak lagi memproduksi FTV. Saat ini FTV didominasi oleh Indosiar lewat program Suara Hati Istri, Pintu Berkah, dan Kisah Nyata. Dan juga oleh SCTV dengan program FTV drama romantis yang diproduksi oleh Starvision, Screenplay Productions, Diwangkara, dan Frame Ritz.

Sementara untuk stasiun televisi lain, kami mencatat penurunan jumlah FTV Trans 7 dan Trans TV. Bahkan untuk tahun ini, sama sekali tidak ada FTV baru dari kedua stasiun televisi tersebut. Beberapa rumah produksi yang biasa memasok FTV di Trans 7 seperti RK23 Pictures dan Unlimited Production pun sudah tidak terlihat aktif. Termasuk rumah produksi Transinema Pictures yang biasa memproduksi FTV dengan latar lokal seperti Pulang Merantau (2015), sudah tidak lagi rajin memasok FTV untuk Trans TV.

Minimnya FTV Spesial

Tiga tahun terakhir, stasiun televisi sudah jarang menayangkan/membuat FTV untuk memperingati hari-hari spesial/hari libur semisal Idul Fitri, Natal, atau Tahun Baru. Pada momen spesial tersebut, stasiun televisi lebih memilih menayangkan film-film bioskop dibanding membuat FTV baru.

Kami mencatat, jumlah FTV spesial ini masih lumayan banyak pada 2017. Sebagai contoh pada lebaran 2017, RCTI menayangkan FTV baru berjudul Sejengkal Tanah Surga dan Trans 7 dengan judul Dunia Belum Kiamat. Sementara sejak 2018 hingga saat ini, jumlah FTV spesial semakin berkurang.

Hal ini juga terjadi di stasiun televisi lain semisal TVRI dan Kompas TV. Padahal tahun 2019 saja, TVRI masih membuat beberapa FTV spesial dan masuk ke nominasi Festival Film Bandung 2019.

Sehubungan dengan kondisi tersebut di atas, dan dengan berbagai pertimbangan lainnya yang kami diskusikan saat rapat pengamatan terakhir, maka kami Regu Pengamat Festival Film Bandung 2020 sepakat untuk tidak memberikan penghargaan terpuji pada tiga kategori Film Televisi yakni Penulis Skenario Terpuji, Sutradara Terpuji, dan Film Televisi Terpuji.

2 comments

  1. Saya sepakat dengan keputusan regu pengamat FFB dengan meniadakan tiga kategori dalam FTV karena memang alasan yg dipaparkan logis dan relate... Saya pribadi sebagai penonton yg juga cukup suka mengamati beberapa ftv jujur beberapa tahun terakhir ini mulai bosan karena memang tema yg disuguhkan dalam cerita di ftv tidak jauh berbeda, hanya berganti judul, tokoh yg memerankan dan ceritanya sendiri...
    Sungguh disayangkan padahal akhir-akhir ini banyak aktor aktris baru yg tampil di ftv tp sayang temanya kurang variatif jd sedikit menjenuhkan...

    Selain itu latar yg digunakan yg mengangkat latar dan budaya indonesia memang benar sekarang di ftv mulai jarang di tonjolkan saya sepakat dg regu pengamat. Ini penting mejadi daya tarik sebuah film selain memberi hiburan tp juga pengetahuan akan kayanya budaya di daerah masing-masing di negara kita yg luas ini. Dulu awal-awal nonton ftv saya sangat takjub melihat setting yg ditayangkan jaman-jaman ketika kadek devi masih main di ftv 😅
    Bagaima…
    1. Terima kasih atas atensinya
Terima kasih sudah mengunjungi website resmi Festival Film Bandung. Sila tinggalkan jejak di kolom komentar. Hindari spamming dan kata-kata kasar demi kenyamanan bersama.
© Forum Film Bandung. All rights reserved.