(Forum Film Bandung) Ternyata waktu itu cepat berlalu. Anak panah yang
melesat dari busurnya tak akan kembali. Selama belum bertemu warm hole, maka kita berada di garis
waktu yang semakin meninggalkan masa lalu dan tergopoh menghadapi masa depan.
Sepertinya saya baru merasakan bulan
januari, tiba masa summer movies-nya
hollywood sudah tiba di depan mata, dengan indikator semakin banyak film yang
tak mampu lagi saya tonton karena waktu yang juga tidak memungkinkan.
Minggu lalu saya hanya mendapat kesempatan nonton Divergent saja. Ketika membuka aplikasi cinema 21 dan blitziOS,
waduh banyak film-film bagus yang tak
sempat ditonton. Minggu ini akan ada beberapa film yang berkategori blockbuster dan kontroversial akan
tayang di bioskop Bandung terutama, ada The Raid 2 : Berandal yang merupakan produksi gado-gado Indonesia
dan Sutradara Gareth Evans yang sekuel pertamanya mampu bicara banyak di publik
Amerika. Menembus jumlah penonton Indonesia hingga 1,9 juta penonton (dibawah
film Habiebie dan Ainun dengan 4,5 Juta dan 5 cm yang berhasil ditonton oleh
2,5 juta di bioskop Indonesia pada tahun 2012) serta menjadi salah satu dari
deretan film box office di amerika
dengan jumlah pendapatan 1,5 juta USD.
Indonesia memandang kesuksesan film dari jumlah penonton. Sedangkan
barometer di Amerika dengan pendapatan.
Kalau menurut kebiasaan, maka Kamis lusa adalah jadwal penayangan perdana
film-film Indonesia di bioskop Indonesia. Sedangkan jumat biasanya film-film import.
Jadi penasaran dengan berandal? siap-siap antri di hari kamis atau jumat lusa
ya :-).
Selain itu, sebenarnya Jumat, 28 Maret 2014, mestinya adalah penayangan
film kontroversial Noah di Indonesia yang mana trailernya sangat gencar ditayangkan
di indovision. Namun beberapa media lokal secara resmi memberitakan LSF menolak
Film Noah untuk diluluskan masuk ke bioskop Indonesia.
Sejak awal gencarnya pemberitaan pembuatan film ini, kontroversi ini sudah
banyak pihak yang tahu konsekuensi pembuatan film ini termasuk dari pihak
Paramont Pictures yang memproduksi dan mengedarkan film ini. Dan seperti dugaan
sebelumnya, dimulai dari penolakan badan sensor di negara-negara timur tengah
hingga ke Indonesia.
saya kurang tahu, apakah Malaysia meloloskan
film ini atau tidak. Selain Noah, cerita nabi berikutnya yang pasti jadi kontroversi adalah ”Son of God”. Saya
pribadi, mendasari pada sikap saya yang juga mengkritisi film Soekarno karya
Hanung, dengan kemiripan dasar kontroversi dari sisi sumber penceritaan dan
aplikasinya di layar film atas nama seni dan interpretasi luas, maka semestinya
dengan label film interpretasi dari Al Kitab dan dikembangkan ceritanya
berdasarkan seni dan komersialisme, wajar
saja Noah memiliki cerita yang tidak mengikuti kebanyakan interpretasi Al Quran
sebagai panduan mayoritas ummat Islam.
Kalau memang film ini menganggu iman mayoritas, memang tidak usah ditonton.
Tapi itu filmnya punya kiblat berbeda, dan saya sangsi kalau film ini mampu
menggoyahkan iman saya kalo saya menonton nya. Saya malah takut menonton Pocong
Keramas dan Goyang Depe Jupe, karena jelas jelas dengan towelan --maaf- to**t
mereka di layar dan kemusyrikan ayat2 yang hanya dijadikan pengusir hantu
(whats...jaman sekarang para hantu udah tau selfie dan tongsis juga kebal ama
bacaan suci, lebih karena yang baca imannya doyong2 dan riya! ketimbang suci?).
Kecuali kalau Darren Aronofsky sebagai sutradaranya mengambil AL-Quran
sebagai dasar cerita dan apabila dia menyimpang. wajarlah dihujat. Darren sendiri
lebih memilih mengikuti tekstual Injil sebagai dasar ceritanya, menyingkirkan
mitologi lain agar filmya dapat diterima dengan sedikit mungkin kontroversi.
para ulama di negara Qatar, Bahrain mendasari larangannya berdasarkan fatwa
yang di keluarkan Institut Al Azhar yang yang menyatakan bahwa film Noah
bertentangan dengan keyakinan dan dasar-dasar syariat Islam.
Bahkan, Noah juga dianggap bakal merusak figur para nabi dan rasul dengan
menampilkan orang-orang yang beriman seolah menjadi pihak antagonisnya. Ke
depannya, institut Al-Azhar turut melarang pemutaran film-film yang mencirikan
para nabi, rasul, serta sahabat-sahabat Nabi Muhammad.
Film Noah juga konon mendapatkan beberapa penolakan juga dari masyrakat di
beberapa negara bagian di AS, karena tidak sepenuhnya mengikuti kitab suci (nah
lo..padalah interpretasi tiap golongan terhadap kitab suci masing-masing saja tidak
sama). Beberapa interpretasi semisal tidak menggambarkan para nabi dan rasul
merupakan mainstream di dalam ajaran
Islam, patutlah di hormati juga dan alasan anggota LSF tidak meloloskan film
ini di Indonesia lebih karena untuk menjaga kondisi yang kondusif menjelang
pemilu dan bulan ramadhan.
Jadi ini harus dihormati, sama
bete-nya mungkin dengan rakyat Tiongkok (ini juga satu ni...saya harus cari
nama resmi china itu apa sih? sehingga indonesia melalui kepres SBY mengubah
istilah China menjadi Tiongkok dan saya harus kaji juga apakah panggilan Cina
ini emang merendahkan atau gimana? sama rendahnyakah dengan panggilan indon?
we'll see) yang tidak dapat menonton Avatar di layar bioskopnya dan digantikan
dengan film Confucius yang merupakan salah satu pemikir utama dari legenda
tiongkok itu sendiri dan saya malah menduga ini juga adalah salah satu nabi.
Otoritas pemerintah setiap negara boleh saja melarang tayangan film atas
alasan keamanan. Apalagi bangsa indonesia memang emosional dan sensitif, kalau
menyangkut pemahaman Islam.
Tanpa Noah, tidak mengurangi gairah film-film yang akan ditonton minggu
ini. Film Indonesia yang saya rekomendasikan untuk ditonton minggu ini jelas
masih ”99 cahaya di Langit Eropa bagian 2”. Selain karena nilai Islaminya ada, juga gambar-gambar di film ini membangkitkan
gairah untuk bisa jalan-jalan ke Eropa dan tentu saja Mekah dan Madinah.
Nilai-nilai toleransi dan bagaimana bersikap di negara atau wilayah yang
notebene Islam bukan mayoritas patut disimak. Siapa tahu nanti saya mengerjakan
doktoral di Max Planc Institute ? di-aamiin-in gitu lo :D. 300: Rise of an Empire
masih main, bagi yang belum nonton dan suka dengan darah2 dan tentu saja suka
melihat Eva Green yang bermain ciamik menjadi laksmana artemesia dan tentu
penyuka film 300 sebelumnya tonton deh. Mumpung hari ini masih nomat.
Saya pribadi merekomendasikan Divergent,
dan syukur-syukur setelah menonton film ini anda dan partner akan bermain
tebak-tebakan golongan manakah kamu dan partnermu atau genk mu? Erudite sebagai
bagian dari golongan cerdas pandai cendikia nan genius? atau golongan Candor yang jujur sehingga menjadi golongan
yudikatif, Amity yang suka damai dan cenderung menjadi petani? atau kah kamu
tergolong Dauntless yang pemberani? atau Abnegation yang merupakan golongan
penolong tanpa pamrih. atau malah keluar dengan bersungut2 film
jelek..hehehe...
Need For Speed bagi penggemar game ini wajib tontonlah, gak kalah seru dengan The Fast & The Furios Serial,
Non-Stop yang dimainkan Liam Neelson akan mengingatkan kita akan tragedi MAS
370. Dan ada dua film bagus lainnya juga ”The Expatriate” yang dimainkan Aaron Eckhart Karya Goorge Clooney dalam ”Monuments Men”.
Dua film terakhir belum saya tonton, dan kemungkinan akan saya tonton
minggu ini. Sementara Her juga memasukin tayang reguler dan bagi yang senang
dengan karya serius dan futuristik dengan konflik sosial maka film ini pantas
untuk tonton. Jadi, lupakan Noah, sambut Berandals...:)