Oleh Ardityo Danoesoebroto, S.Si., M.T.
(FORUM FILM BANDUNG)
My Rating : 6.7/10
Film Godzilla ini bukanlah remake dari Godzilla tahun 1998 melainkan reboot dari seri-seri Godzilla tahun 1954, tidak ada hubungannya dengan film godzilla yang remake itu. Timing dari peluncuran film ini di bioskop cukup menarik karena setelah bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima-Daiichi di Jepang tahun 2011, memberikan film ini beberapa relevansi kontekstual. Godzilla selalu identik dengan tenaga nuklir dan perang antar monster. 'Si Raja Monster' pertama kali dipopulerkan oleh produser film Tomoyuki Tanaka pada 1950-an sebagai respon terhadap Perang Dunia Kedua dan pemboman Hiroshima sebagai cara untuk memvisualisasikan ketakutan serangan nuklir di masa depan. Sejak saat itu Godzilla menjadi pokok budaya yang sangat besar di Jepang, Godzilla termasuk dalam kelompok makhluk yang disebut "Kaiju" yang dalam bahasa Jepang berarti "makhluk aneh". Nama Godzilla (Gojira atau dalam bahasa Jepang) adalah kombinasi dari "gorira" (gorilla) dan "kujira" (paus). Menurut Wikizilla Godzilla adalah "daikaiju" yang menekankan kekuatan monster. Ada dua puluh delapan film Jepang tentang Godzilla atau Gojira, yang pertama difilmkan pada tahun 1954 oleh Ishiro Honda.
Cerita
ini dimulai di Jepang pada tahun 1999 sebagai ahli fisika nuklir Joe Brody (Bryan Cranston) menyelidiki aktivitas seismik di pembangkit listrik
tenaga nuklir Janjira. Ketika sebuah tim di pabrik termasuk istrinya yang
seorang ilmuwan, Sandra (Juliette Binoche) , meninggal dalam apa
yang orang percaya adalah bencana alam, Joe
mendedikasikan hidupnya untuk membuktikan bahwa apa yang menyebabkan gempa bumi/kerusakan
adalah bukan alami.
Lima
belas tahun kemudian, kita bertemu dengan Ford
Brody (Aaron Taylor-Johnson) yang
merupakan anak putra dari Joe yang tinggal
di San Francisco dan tinggal bersama istrinya (Elizabeth Olsen) dan anak mereka. Ia dipanggil ke Jepang untuk
membebaskan ayahnya, yang ditangkap saat mencoba menyelinap ke rumah keluarga
tua didalam area karantina. Joe
menjadi terobsesi kerena ingin menemukan sumber kecelakaan, dan penelitian saat
ini menunjukkan bahwa insiden yang sama yang pernah menghancurkan hidupnya
diambang terjadi lagi. Ford enggan
setuju untuk membantu ayahnya tetapi karena diluar rasa ingin tahu, Ford dan Joe kembali di lokasi kecelakaan, di mana pemerintah Jepang
menyembunyikan sesuatu yang besar. Sesuatu yang sangat besar.
Film ini secara
visual sangat sempurna, acungan
jempol untuk
orang-orang di balik efek visual, sinematografi, editing, penata
suara, mixing, adegan laganya luar biasa, tetapi dilain
hal cerita sangat lemah dan akting yang buruk, dan saya menemukan bahwa film
ini kurang menceritakan tentang Godzilla dan lebih banyak tentang kehidupan tak berdaya dari Ford Brody. Karakter-karakter dalam film tidak menarik atau tidak
memiliki banyak kepribadian pada dasarnya hanya stereotip bukan orang yang
nyata dan karena itu benar-benar sulit untuk peduli apa yang terjadi pada
mereka dan sehingga seluruh film menjadi tidak menarik. Para pemeran melakukan
banyak ekspresi emosi, mata berkaca-kaca dengan satu sama lain atau melihat
kekacauan di sekitar mereka dan ada banyak tragedi pribadi dan lain-lain tetapi
semuanya terasa tak bernyawa.
Satu-satunya peran yang terasa
menarik dan mengalihkan perhatian saya adalah akting Bryan Cranston, peran dia
sangat baik. Dalam adegan di mana istrinya meninggal saya percaya bahwa ia
benar-benar sedih. Seluruh kinerjanya yang luar biasa agak memilukan karena dia
hanya muncul untuk mungkin 20-25 menit dan kemudian hanya mati meninggalkan
saya dengan seluruh cerita untuk diberitahu melalui putranya, Ford Brody.
Karakter Ford terasa sedikit satu dimensi untuk saya. Seperti dia tidak punya
cukup karakter. Aku lebih peduli melihat istrinya (Elizabeth Olsen) tetap hidup
dan bersembunyi di suatu tempat sementara, sedangkan Ford mempertaruhkan hidupnya untuk menjinakkan bom untuk
menyelamatkan ribuan orang. Peran lain Ken Watanabe seperti biasanya bagus.
Salah satu dari produser film Brian Rogers pada tahun 2010 membocorkan bahwa film Godzilla (2014)
akan berkelahi dengan monster lain. Pada 2013 di San Diego Comic-Con, diperkenalkan
makhluk serangga yang akan menjadi musuh Godzilla, diungkapkan bahwa salah satu
monster yang ditampilkan dalam film bernama "M.U.T.O" dan memiliki
delapan kaki dan di tegaskan pula bahwa ada monster lain yang akan memiliki
sayap. Musuh Godzilla yaitu M.U.T.O (Massive
Unidentified Terrestrial Organism, definisi: makhluk supernatural yang merupakan "musuh" Godzilla dan hidup dengan mengkonsumsi energi radioaktif).
Godzilla bukan "pahlawan"
dan bukan juga "musuh" dia hanya binatang mencoba untuk mengalahkan/menghancurkan
hal-hal yang menurutnya mengancam dirinya. Dia tidak menyerang manusia. Saya
merasa dia tidak menyerang manusia hanya karena... mereka manusia, kalaupun dia
sepertinya menyerang manusia itu langkah yang tidak sengaja. Mereka bukan
ancaman baginya, mereka mencoba untuk menjatuhkan bom nuklir pada dirinya dan
dia hanya santai saja pergi seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia berkelahi
dengan M.U.T.O karena mereka ancaman baginya. Pertarungan antara Godzilla dan
M.U.T.Os adalah sesuatu yang keluar dari mimpi masa kecil saya . Dia melempar
dan membanting para M.U.T.O kemana-mana, dan yang berikutnya akan melihat
ekornya menyala biru, saya sempat mendapatkan perasaan yang menakjubkan karena
tahu apa yang akan terjadi. Iya betul... NAPAS ATOMIC!! Godzilla mengambil
rahang dari M.U.T.O yang lebih besar dan saya pikir dia akan mematahkan rahang
itu dan itu akan menjadi luar biasa tetapi nyatanya apa yang dia lakukan?
Godzilla menggunakan NAPAS LASER dan menembaknya ke bawah tenggorokan M.U.T.O
sampai kepalanya LEPAS!. Semua bagian yang paling penting dari apa yang membuat
Godzilla ikonic hadir di sini, termasuk gemuruh/teriakan/raungan, 'Nafas
Atom/Nafas Laser' dan penghacuran monster-monster lain dan Ia digambarkan sebagai
semacam pahlawan yang menyelamatkan seluruh kota dari musuhnya.