Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

GODZILLA, Reboot dengan Laga dan CGI yang menawan


Oleh Ardityo Danoesoebroto, S.Si., M.T.  
(FORUM FILM BANDUNG)

My Rating : 6.7/10

Film Godzilla ini bukanlah remake dari Godzilla tahun 1998 melainkan reboot dari seri-seri Godzilla tahun 1954, tidak ada hubungannya dengan film godzilla yang remake itu. Timing dari peluncuran film ini di bioskop cukup menarik karena setelah bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima-Daiichi di Jepang tahun 2011, memberikan film ini beberapa relevansi kontekstual. Godzilla selalu identik dengan tenaga nuklir dan perang antar monster. 'Si Raja Monster' pertama kali dipopulerkan oleh produser film Tomoyuki Tanaka pada 1950-an sebagai respon terhadap Perang Dunia Kedua dan pemboman Hiroshima sebagai cara untuk memvisualisasikan ketakutan serangan nuklir di masa depan. Sejak saat itu Godzilla menjadi pokok budaya yang sangat besar di Jepang, Godzilla termasuk dalam kelompok makhluk yang disebut "Kaiju" yang dalam bahasa Jepang berarti "makhluk aneh". Nama Godzilla (Gojira atau dalam bahasa Jepang) adalah kombinasi dari "gorira" (gorilla) dan "kujira" (paus). Menurut Wikizilla Godzilla adalah "daikaiju" yang menekankan kekuatan monster. Ada dua puluh delapan film Jepang tentang Godzilla atau Gojira, yang pertama difilmkan pada tahun 1954 oleh Ishiro Honda.




Cerita ini dimulai di Jepang pada tahun 1999 sebagai ahli fisika nuklir Joe Brody (Bryan Cranston) menyelidiki aktivitas seismik di pembangkit listrik tenaga nuklir Janjira. Ketika sebuah tim di pabrik termasuk istrinya yang seorang ilmuwan, Sandra (Juliette Binoche) , meninggal dalam apa yang orang percaya adalah bencana alam, Joe mendedikasikan hidupnya untuk membuktikan bahwa apa yang menyebabkan gempa bumi/kerusakan adalah bukan alami.

Lima belas tahun kemudian, kita bertemu dengan Ford Brody (Aaron Taylor-Johnson) yang merupakan anak putra dari Joe yang tinggal  di San Francisco dan tinggal bersama istrinya (Elizabeth Olsen) dan anak mereka. Ia dipanggil ke Jepang untuk membebaskan ayahnya, yang ditangkap saat mencoba menyelinap ke rumah keluarga tua didalam area karantina. Joe menjadi terobsesi kerena ingin menemukan sumber kecelakaan, dan penelitian saat ini menunjukkan bahwa insiden yang sama yang pernah menghancurkan hidupnya diambang terjadi lagi. Ford enggan setuju untuk membantu ayahnya tetapi karena diluar rasa ingin tahu, Ford dan Joe kembali di lokasi kecelakaan, di mana pemerintah Jepang menyembunyikan sesuatu yang besar. Sesuatu yang sangat besar.

Film ini secara visual sangat sempurna, acungan jempol untuk orang-orang di balik efek visual, sinematografi, editing,  penata suara, mixing, adegan laganya luar biasa, tetapi dilain hal cerita sangat lemah dan akting yang buruk, dan saya menemukan bahwa film ini kurang menceritakan tentang Godzilla dan lebih banyak tentang kehidupan tak berdaya dari Ford Brody. Karakter-karakter dalam film tidak menarik atau tidak memiliki banyak kepribadian pada dasarnya hanya stereotip bukan orang yang nyata dan karena itu benar-benar sulit untuk peduli apa yang terjadi pada mereka dan sehingga seluruh film menjadi tidak menarik. Para pemeran melakukan banyak ekspresi emosi, mata berkaca-kaca dengan satu sama lain atau melihat kekacauan di sekitar mereka dan ada banyak tragedi pribadi dan lain-lain tetapi semuanya terasa tak bernyawa.

Satu-satunya peran yang terasa menarik dan mengalihkan perhatian saya adalah akting Bryan Cranston, peran dia sangat baik. Dalam adegan di mana istrinya meninggal saya percaya bahwa ia benar-benar sedih. Seluruh kinerjanya yang luar biasa agak memilukan karena dia hanya muncul untuk mungkin 20-25 menit dan kemudian hanya mati meninggalkan saya dengan seluruh cerita untuk diberitahu melalui putranya, Ford Brody. Karakter Ford terasa sedikit satu dimensi untuk saya. Seperti dia tidak punya cukup karakter. Aku lebih peduli melihat istrinya (Elizabeth Olsen) tetap hidup dan bersembunyi di suatu tempat sementara, sedangkan Ford mempertaruhkan hidupnya untuk menjinakkan bom untuk menyelamatkan ribuan orang. Peran lain Ken Watanabe seperti biasanya bagus.

Salah satu dari produser film Brian Rogers pada tahun 2010 membocorkan bahwa film Godzilla (2014) akan berkelahi dengan monster lain. Pada 2013 di San Diego Comic-Con, diperkenalkan makhluk serangga yang akan menjadi musuh Godzilla, diungkapkan bahwa salah satu monster yang ditampilkan dalam film bernama "M.U.T.O" dan memiliki delapan kaki dan di tegaskan pula bahwa ada monster lain yang akan memiliki sayap. Musuh Godzilla yaitu M.U.T.O (Massive Unidentified Terrestrial Organism, definisi: makhluk supernatural yang merupakan "musuh" Godzilla dan hidup dengan mengkonsumsi energi radioaktif).


Godzilla bukan "pahlawan" dan bukan juga "musuh" dia hanya binatang mencoba untuk mengalahkan/menghancurkan hal-hal yang menurutnya mengancam dirinya. Dia tidak menyerang manusia. Saya merasa dia tidak menyerang manusia hanya karena... mereka manusia, kalaupun dia sepertinya menyerang manusia itu langkah yang tidak sengaja. Mereka bukan ancaman baginya, mereka mencoba untuk menjatuhkan bom nuklir pada dirinya dan dia hanya santai saja pergi seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia berkelahi dengan M.U.T.O karena mereka ancaman baginya. Pertarungan antara Godzilla dan M.U.T.Os adalah sesuatu yang keluar dari mimpi masa kecil saya . Dia melempar dan membanting para M.U.T.O kemana-mana, dan yang berikutnya akan melihat ekornya menyala biru, saya sempat mendapatkan perasaan yang menakjubkan karena tahu apa yang akan terjadi. Iya betul... NAPAS ATOMIC!! Godzilla mengambil rahang dari M.U.T.O yang lebih besar dan saya pikir dia akan mematahkan rahang itu dan itu akan menjadi luar biasa tetapi nyatanya apa yang dia lakukan? Godzilla menggunakan NAPAS LASER dan menembaknya ke bawah tenggorokan M.U.T.O sampai kepalanya LEPAS!. Semua bagian yang paling penting dari apa yang membuat Godzilla ikonic hadir di sini, termasuk gemuruh/teriakan/raungan, 'Nafas Atom/Nafas Laser' dan penghacuran monster-monster lain dan Ia digambarkan sebagai semacam pahlawan yang menyelamatkan seluruh kota dari musuhnya.

2 comments

  1. duh keren euy pembahasannya :) goodjob sir
  2. Terima Kasih... Pak Eriko
Terima kasih sudah mengunjungi website resmi Festival Film Bandung. Sila tinggalkan jejak di kolom komentar. Hindari spamming dan kata-kata kasar demi kenyamanan bersama.
© Forum Film Bandung. All rights reserved.