Bandung, Museum Sri baduga, 10 Agustus 2016
1.
Pengantar
Tanpa
terasa, tahun ini menjadi penyelenggaraan Festival Film Bandung yang ke-29.
Dengan demikian Forum Film Bandung sebagai penyelenggara Festival Film Bandung
telah bergiat selama 29 tahun tanpa pernah berhenti dalam perjalanaan panjang
usianya.
Kiprah
Forum Film Bandung (FFB)
dalam penyelenggaraan
Festival Film Bandung selama 29 tahun ini tentu merupakan prestasi dan rekor
tersendiri, karena dapat dikatakan menjadi satu-satunya festival film di negeri
ini yang aktif tanpa pernah absen satu tahun pun. Prestasi ini dapat tercapai
karena terbentuknya rasa kekeluargaan antar sesama anggota FFB. Walaupun ada beberapa anggota
maupun pendiri FFB yang telah pergi menghadap sang Khalik, di samping itu ada anggota
yang karena kegiatannya terpaksa meninggalkan FFB, namun FFB tetap berjalan
karena proses regenerasi dan adanya para anggota baru yang potensial. Di
samping itu, tentu prestasi ini dapat tercapai berkat dukungan berbagai pihak,
di antara para insan film nasional mulai dari produser, artis, sutradara, dan
profesi karyawan film lainnya, komunitas-komunitas film, rekan-rekan pers, baik
media cetak maupun elektronik, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat serta Direksi dan segenap jajaran
SCTV yang telah memberikan kepercayaan dan menyiarkan secara langsung (live) puncak acara Festival Film Bandung
sejak tahun 2012.
Tiada yang lebih tinggi dari ucapan terima kasih kepada semua peran dan bantuan
semua pihak atas tercapainya 29 tahun FFB.
Dalam
tahun pengamatan 2015-2016 FFB mengamati 115 judul Film Nasional, 36 judul
Serial TV, 384 judul FTV (Sinetron Lepas), dan 166 judul Film Impor.
2.
Catatan Film Nasional 2015-2016
Dari 115 judul film
nasional tahun ini, pengamatannya dibagi menjadi empat periode waktu pengamatan.
Setiap tiga bulan sejak 1 Agustus 2015, diadakan diskusi (baik langsung atau dalam grup BBM/WA)
dalam rangka mengusulkan film-film yang akan diamati lebih lanjut.
Setiap
periode selalu ada film yang disepakati untuk diamati lebih lanjut dan
setiap periode tersebut ada yang dipilih untuk diamati lebih lanjut.
Teknologi
film saat ini kadang menjadi hambatan dalam beberapa tahun terakhir ini. Karena
film yang sudah habis masa tayangnya di bioskop tidak bisa ditonton ulang.
Rilis DVD-nya tentu bukan sesuatu yang bisa ditunggu. Dalam hal ini kami sangat
berterima kasih kepada PH atau filmmaker yang membantu mempermudah kerja kami
selanjutnya dengan mengirimkan file-file khusus yang bisa kami tonton ulang.
Dari
setiap periode itu setidaknya ada dua puluh judul lebih yang kemudian kami
setujui bersama. Dari dua puluh film inilah kami mengambil calon nomine untuk
kategori yang akan diberi penghargaan terpuji.
Dalam
tahap ini kadang diskusi menjadi lebih berat ketika ada masukan bahwa film
tertentu yang tadinya diusulkan banyak pengamat, ternyata ada kesamaan konsep,
atau mungkin “ter-ide-i” oleh film lain dari belahan dunia lain. Diskusi pun
kemudian beralih kepada seberapa banyak film itu “ter-ide-i” oleh film
sebelumnya.
Keterbatasan
pengetahuan kami terhadap proses pembuatan film juga menjadi pertimbangan
tersendiri. Karenanya sudah tahun kedua ini kami mengundang pengamat (juri)
tamu untuk memberikan pencerahan kepada kami. Tahun 2014 kami
mengundang Slamet Raharjo Djarot,
Yadi Sugandi, dan
Armantono serta tahun 2015 Widyawati, Hanung
Bramantyo, dan Yudi Datau.
Dari pencerahan mereka itu tentu saja
mendapat sesuatu yang sangat bermanfaat.
Awalnya
kami yang tidak begitu perduli dengan box-office
atau tidaknya sebuah film, mahal atau murahnya budget sebuah produk, susah
tidaknya sebuah tema digarap, setelah mendapat masukan menjadi masukan yang
menarik. Semoga saja dengan usaha yang maksimal seperti itu kami menghindari kecacatan dalam mengamati dan
memberi masukan serta pencerahan kepada penonton film semuanya.
Pengamatan
Film Nasional yang dilakukan dalam tahun pengamatan FFB 2015/2016 sejak awal Agustus 2015
hingga akhir Juli 2016 atas
film nasional yang tayang di seluruh bioskop di Kota Bandung. Dalam hal ini
dapat dikatakan terjadi peningkatan peredaran film nasional dibandingkan dengan
rata-rata per bulan tahun pengamatan 2014/2015 yang jumlahnya 111 judul film nasional, namun
periode pengamatannya diperpanjang hingga 3 bulan karena adanya perubahan
jadwal pengumuman Festival Film Bandung.
Dari
catatan jumlah film yang tayang di seluruh bioskop di Kota Bandung, tema
film tahun ini cukup beragam
mulai dari film
bergenre horor, thriller, dan
genre film drama religi yang meningkat cukup pesat dalam periode ini, berbagi
dengan kategori lain yang juga sedang banyak dibuat yaitu film dengan genre
drama remaja dan komedi. Namun film bertema biopik atau sejarah cukup stabil
baik dalam jumlah maupun kualitas, dan jangan lupa tema lama yang mulai muncul
lagi di periode ini adalah laga atau silat.
Namun
yang menarik untuk diperhatikan adalah berdasarkan data tersebut terlihat
pergeseran kecenderungan target penonton film nasional yang mulai mengarah
penonton remaja dan film anak-anak.
Dilihat
dari jumlah penonton maka sepanjang tahun 2015 – per tanggal 1 Agustus 2015
(sumber filmindonesia.or.id) daftar jumlah penonton di 10 Besar menyiratkan
keberagaman genre namun porsi penonton remaja mendominasi raihan penonton
terbanyak. Hal ini cukup berkorelasi dengan daftar nominasi Film Terpuji di FFB tahun 2016 yang secara signifikan
menempatkan beberapa film yang memiliki raihan penonton banyak dengan daftar
nomine yang artinya secara kualitas di mata FFB mengalami beberapa kemajuan.
Namun demikian tidak berarti FFB hanya menyorot pada film-film yang laku, namun
banyak juga film-film yang sebenarnya sangat berkualitas tapi sepi penonton.
Ada
yang menarik di periode pengamatan tahun ini, yaitu munculnya tema politik yang
terbilang cukup berani di kancah perfilman nasional, serta tema film silat yang
juga mewarnai jagat perfilman kita. Selain kedua tema yang cukup berbeda
tersebut, tema yang paling menonjol rasanya adalah jalan-jalan keluar negeri,
masih meneruskan tren tahun lalu di mana syuting film di luar negeri menjadi
magnet baru dalam perfilman nasional. Aktifnya beberapa sineas besar yang
terkenal membuat film yang rumit dan tidak mudah dinikmati penonton justru berusaha
membuat film-film yang lebih mudah dinikmati penonton awam patut diapresiasi,
begitu pun sineas-sineas muda Indonesia mulai menunjukkan taringnya dan membuat
film-film yang selain gampang dicerna penonton awam tapi juga kualitas filmnya
semakin baik.
Kisah
biografi atau tema yang mengisahkan soal perjalanan hidup seseorang atau
sekelompok orang, bermunculan sepanjang pengamatan tahun ini. Jika beberapa
tahun lalu kisah semacam ini kurang mengena di pasaran, tak demikian halnya
dengan saat ini. Dengan penggarapan yang lebih serius namun natural, kisah
semacam ini disuguhkan dan menjadi tontonan yang cukup menghibur. Beberapa di
antaranya juga dinilai cukup berkualitas.
FFB
mengapresiasi 115
judul Film Nasional yang tayang di seluruh bioskop Kota Bandung pada periode
Agustus 2015 hingga Juli 2016
selama satu tahun pengamatan dengan memberikan penilaian kepada hampir 58% dari
total 115 judul film
nasional sebagai layak untuk diperhatikan lebih detail. Sistem penilaian tahun
ini melibatkan lebih banyak pengamat, dari kalangan pemuda/pemudi, yang
merupakan anggota aktif dari beberapa komunitas aktif film pendek di kota
Bandung, blooger film dan penonton
aktif turut memperkaya keberagaman film yang diamati dan dinilai. Akses lebih
luas terhadap film-film yang kadang hanya tayang tak lebih dari 7 hari di
bioskop-bioskop Kota Bandung perlu dilakukan secara aktif, dan indikator
terhadap kualitas film yang diamati menjadi masukan berharga bagi sistem
penilaian FFB. Dari 58% total film yang layak diperhatikan lebih detail, hanya
setengahnya saja atau lebih-kurang dari 25% dari 115 judul film nasional yang
teramati sepanjang periode ini yang mendapat tempat dan ruang dalam diskusi
lebih lanjut di FFB dan dari sekitar 30
Judul film tersebut tersaring 15 daftar calon Nomine Film Terpuji beserta
beberapa judul film lain yang hanya dinominasikan unsur-unsurnya (narafilmnya).
Pada
akhirnya, banyak film nasional berkualitas yang telah dihasilkan. Hal tersebut
membuat para pengamat (juri) sering harus berdebat dalam setiap pertemuan untuk
memilih yang "terpuji" di antara film-film yang layak dipuji.
Perdebatan kami akhirnya mengerucut pada beberapa film, dengan berbagai
pertimbangan, dan tentunya dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Semoga dengan pengamatan FFB ini, minat masyarakat untuk mengapresiasi
karya film dapat tumbuh semakin baik.
3. Catatan Sinetron 2015-2016
Mengamati
sinetron (series atau FTV) tidaklah gampang. Sinetron series seringkali
berpanjang-panjang sampai ratusan bahkan ada yang mencapai seribu lebih
episode. Sinetron seperti itu memberi peluang kepada tumbuhnya karakter baru,
atau bahkan fokus dari cerita pun berpindah. Tentu saja hasil menonton kadang
tidak sama karena ada yang intensif nonton di awal ada juga yang menonton di
episode yang sudah panjang.
Sementara
FTV seringkali ada tayangan ulangan dari produksi tahun lalu atau bahkan
beberapa tahun yang lalu. Cara pengamatan kami tentu saja termasuk “gerak
cepat” karena terbatasnya tenaga dan anggota pengamat. FTV yang menarik
dicatat, dibawa ke meja diskusi, dan kemudian dicarikan kopiannya untuk
ditonton bersama. Cara seperti itu tentu saja membawa peluang kepada tidak
semua pengamat menonton semua sinetron. Ada pengamat yang hanya menonton FTV
yang telah direkomendasikan. Karenanya, ketika saat ini nonton sebuah FTV dan
merasa tertarik, ternyata FTV itu ulangan. Tentu saja untuk menghindari hal
seperti itu sangat perlu kehati-hatian dan kerja yang lebih ulet. Judul yang
sudah diusulkan untuk diamati lebih mendalam, kemudian dicek produksinya satu
per satu. Sungguh, kerja yang berat, tapi tetap mengasyikkan karena semuanya
dilakukan dengan gembira dan kekeluargaan. Tentu saja untuk meringankan kerja,
kami tetap berharap para sinetronmaker, stasiun televisi atau PH, mengirimkan
karyanya ke sekretariat kami.
Saat
ini semakin banyak stasiun televisi yang menayangkan sinetron. TVRI termasuk
yang mulai mencari perhatian publik dengan sinetronnya dan FTV.
Tentu saja setiap stasiun televisi tidak sama fokusnya. Ada stasiun yang lebih
perhatian kepada sinetron humor, ada yang tetap fokus kepada sinetron remaja,
dan juga ada yang mencoba untuk mengangkat budaya lokal.
Tentu
saja kami memilih setiap stasiun televisi terwakili. Bila kemudian ada stasiun
yang diwakili oleh beberapa judul sinetron, itu sudah melalui diskusi yang
panjang. Semoga kerja kami ini menjadi masukan bagi semua pihak yang
berhubungan dengan sinetron, baik itu para pembuat sinetron, stasiun televisi,
PH, sampai pemirsa televisi.
4. Catatan Film Impor
Festival Film Bandung 2016
Festival Film Bandung 2016, menilai 166 judul
film impor yang beredar di bioskop bandung periode 1 Agustus 2015 – 31 Juli
2016 (Data & Listing Film Impor -> http://goo.gl/1DyjCO), naik 3 judul dari pengamatan tahun sebelumnya. Pengamatan tahun
ini yang terdiri dari film-film produksi dari Amerika, Eropa, India, China,
Korea dan Norwegia yang di produksi antara tahun 2014 sampai 2016.
Dari 166 judul film yang diamati film
produksi lama tahun 2014 berjumlah 10 judul/6 % dan produksi terbesar adalah
dari tahun 2015 yaitu 95 judul/57% sedangkan tahun 2016 adalah 61 Judul/37%.
Untuk tahun ini produksi lama 2014 hanya 6% sangat kecil, bioskop sudah mulai
jeli dalam menaikkan film ke bioskopnya karena dengan mudahnya mendapatkan DVD
bajakan atau dengan canggihnya dunia internet film lama sudah sangat mudah
diunduh dari internet sehingga penonton tidak tertarik ke bioskop. Adapun
kemungkinan yang lain biasanya
film-film produksi lama ini adalah merupakan produksi distributor independen
bukan dari jaringan distribusi MPAA (Motion
Pictures Association of America, seperti Universal Pictures, Marvel Studios, Warner Bros. Pictures, Twentieth
Century Fox Film Corporation dan lain sebagainya) sehingga dari pembiayaan
pendistribusian untuk diputar di seluruh dunia pun terbatas di negara-negara
tertentu dan jika ada keuntungan lebih, baru setelah itu akan masuk ke negara
lain lagi sehingga tidak serentak di seluruh dunia.
Jika Berdasarkan pengelompokan kategori umur (kami menggunakan pengelompokan rating luar negeri disertai equivalensi rating dalam negeri), film rating PG (Semua Umur) ada 23 judul/14% adalah porsi paling kecil, lalu berikutnya adalah film dengan rating R (Dewasa/Diatas 17 dan 21 Tahun) ada 68 Judul/41% dan porsi terbesar adalah rating PG-13 (Dibawah 13 tahun/Remaja) ada 75 judul/45%. Menurut hasil pengamatan kami di bioskop banyak penonton-penonton sudah mulai "jeli" dalam memilih film seperti contoh jika membawa anak-anak ke bioskop film dengan rating PG/Semua Umur menjadi pilihan. Film-film semua umur diantaranya genre-genre Animasi, contohnya The Angry Birds Movie, Ice Age: Collision Course atau Snoopy & Charlie Brown, atau Film-film dengan cerita yang sederhana tanpa unsur narkoba, kata-kata kotor, ketelanjangan dan kekerasan, contohnya BoyChoir a.k.a Hear My Song atau Pelé: Birth of a Legend.
Pada Tabel
1 dapat dilihat bahwa kami membagi genre film menjadi 10 jenis genre,
dengan jumlah dan persentase masing-masing untuk pengamatan 5 tahun terakhir.
Tabel 1. Pengelompokan Film Berdasarkan Genre 5 Tahun Terakhir
No.
|
Jenis Genre
|
Jumlah Judul Film / Persentase
|
||||
FFB 2016
|
FFB 2015
|
FFB 2014
|
FFB 2013
|
FFB 2012
|
||
1
|
Genre Laga
|
41 / 25 %
|
30 / 18 %
|
42 / 26 %
|
38 / 28 %
|
29 / 26 %
|
2
|
Genre Drama
|
30 / 18 %
|
24 / 15 %
|
20 / 13 %
|
31 / 23 %
|
26 / 23 %
|
3
|
Genre Komedi
|
14 / 8 %
|
15 / 9 %
|
19 / 12 %
|
15 / 11 %
|
12 / 11 %
|
4
|
Genre Animasi
|
11 / 7 %
|
16 / 10 %
|
16 / 10 %
|
9 / 7 %
|
10 / 9 %
|
5
|
Genre Horror
|
17 / 10 %
|
18 / 11 %
|
15 / 9 %
|
10 / 7 %
|
15 / 13 %
|
6
|
Genre Kejahatan
|
13 / 8 %
|
14 / 9 %
|
11 / 7 %
|
0 / 0 %
|
0 / 0 %
|
7
|
Genre Petualangan
|
14 / 8 %
|
13 / 8 %
|
11 / 7 %
|
11 / 8 %
|
9 / 8 %
|
8
|
Genre Sci-Fi
|
8 / 5 %
|
13 / 8 %
|
10 / 6 %
|
10 / 7 %
|
5 / 4 %
|
9
|
Genre Thriller
|
11 / 7 %
|
13 / 8 %
|
8 / 5 %
|
11 / 8 %
|
7 / 6 %
|
10
|
Genre Romansa/Percintaan
|
7 / 4 %
|
7 / 4 %
|
8 / 5 %
|
0 / 0 %
|
0 / 0 %
|
Total
|
166 / 100 %
|
163 / 100%
|
160 / 100%
|
135 / 100%
|
113 / 100%
|
Berdasarkan hasil
pengelompokan film untuk FFB 2016, film bergenre laga, drama, horror, komedi dan petualangan menduduki posisi 5
teratas sebenarnya pengelompokan ini agak sedikit subjektif karena ada pun film
laga yg memiliki unsur thriller seperti film London Has Fallen atau film genre
thriller yang memiliki unsur horror seperti film The Boy dan seterusnya. Tetapi kami mencoba mengelompokannya
berdasarkan genre yang paling menonjol dan menjadi benang merah dari cerita
dari film-film tersebut.
Dari Tabel 1 dapat di lihat juga judul film
impor yang diputar di bioskop bandung terus meningkat dalam 5 tahun terakhir
mulai dari FFB 2012 yang berjumlah 113 judul, 135 judul, 160 judul, 163 judul
dan pada FFB 2016 166 judul film. Pada tabel tersebut
juga ditunjukkan dalam 5 tahun terakhir film-film dengan genre laga dan drama
selalu menempati posisi teratas untuk menjadi pilihan para distributor film
untuk memutar film-film di Indonesia dan untuk 3 genre terakhir yaitu genre
komedi, animasi dan horror mengikuti dengan persentase yang masing-masing cukup
dekat.
Setiap tahunnya Forum Film Bandung yang menyelenggarakan Festival Film Bandung, memilih sejumlah film-film impor yang menurut pengamatan para juri/pengamat adalah terpuji dan layak untuk ditonton oleh masyarakat bandung dan seluruh Indonesia. Film-film impor dinilai tidak seperti film-film Indonesia, film-film Indonesia dinilai berdasarkan unsur-unsurnya seperti penata musik, penata editing, penyutradaraan, pemeran-pemeran utama dan pembantu sampai film terpuji dan lain sebagainya tetapi film impor dinilai secara keseluruhan secara satu kesatuan utuh film. Bagaimana para pengamat menilai film-film ini? tentu ada kriteria-kriteria, antara lain seperti ini :
Ø Alur cerita dengan tahapan-tahapan peristiwa yang tepat sehingga menjalin
sebuah cerita secara keseluruhan yang baik, walaupun hanya alur cerita yang
sederhana tetapi harus tepat. Seandainya jika alur cerita yang rumit dengan
penuh twist tetap harus masuk logika
yang dapat diterima.
Ø Film yang mempunyai logika yang baik, dengan artian penyusunan peristiwa
dalam film harus baik, kuat akan logika dan pola sebab akibatnya, sehingga
mencerminkan potret kehidupan manusia pada umumnya. atau kalopun film bergenre sci-fi misalnya, logika yang
dipresentasikan mampu memanipulasi logika kita sehingga kita merasa dibawa ke
alam atau ke dunia yang lain.
Ø Film dengan rasa emosional yang baik. Misalnya, jika menonton film
thriller, ada rasa tegang karena adegan-adegan kejar-kejaran dalam film
sehingga pengaruh emosional terasa luar biasa.
Ø Para pemeran di dalam filmpun menjadi kriteria, apakah mampu menghidupkan
jalan cerita dan mampu membawakan dan bersenyawa dengan karakternya sehingga
merupakan cerminan refleksi dinamis dari tokoh yang diperankannya atau tidak.
Ø Kriteria-kriteria lain juga dipertimbangkan seperti editing, penataan
musik, visual effect, sinematografi, dan lain sebagainya sehingga mampu
membangun dan menciptakan suasana jalan cerita yang sinergis.
Jika kriteria-kriteria yang telah disebutkan kurang lebih dapat dipenuhi maka akan kami nobatkan sebagai film import terpuji. Dari 166 judul film impor para pengamat telah memilih dan mensortir 40 film impor yang dianggap terpuji dan kandidat-kandidatnya sebagai berikut :
1) Genre Laga : Mission: Impossible - Rogue
Nation, X-Men: Apocalypse, Captain America: Civil War, Deadpool, Ip Man 3
dan 13 Hours: The Secret Soldiers of
Benghazi
2) Genre Drama : Bridge Of Spies,
Room, Spotlight, The Program dan The
Big Short
3) Genre Komedi : The Intern, The
Mermaid dan Daddy's Home
4) Genre Animasi : Inside Out,
Zootopia, The Little Prince, Kungfu Panda 3 dan Finding Dory
5) Genre Horror : The Canal, The
Conjuring 2, Southbond, dan The
Vatican Tapes
6) Genre Kejahatan : Secret In Their
Eyes, Black Mass, Sicario, The Hateful Eight, Criminal dan Solace
7) Genre Petualangan : Star Wars:
Episode VII - The Force Awakens, The Jungle Book dan The Revenant
8) Genre Sci-Fi : The Martian dan Startrek Beyond
9) Genre Thriller : The Walk, The
Gift, Fan dan Eye In The Sky
10) Genre Romansa/Percintaan : Time Renegades
a.k.a Siganitalja dan The Choice
Dari film-film yang
telah ditentukan diatas akan disortir kembali dan akan dipilih 12 (dua belas)
film impor terpuji, yang akan kami umumkan pada malam anugerah Festival Film
Bandung tanggal 24 September 2016. Perlu diketahui bahwa kami mencoba memberi
pilihan kepada para penikmat film dari masing-masing genre diatas adalah
film-film yang menurut kami layak untuk ditonton berdasarkan genre karena
terkadang ada beberapa orang yang mempunyai "feel" yang berbeda-beda terhadap suatu film misalnya seseorang
menyukai film laga tetapi tidak menyukai film drama atau hanya menyukai film Sci-fi dan seterusnya. Dalam pemilihan
pemenang film impor terpuji, salah satu genre bisa terdapat 2 atau 3 pemenang,
atau bisa saja dari salah satu genre tidak terdapat pemenang sama sekali,
sehingga bukan berarti dari setiap genre ada pemenang, tujuan pengelompokan
hanya semata untuk memberikan pilihan yang lebih luas dan memberikan
rekomendasi dari masing-masing genre bahwa film-film itulah yang layak di
apresiasi.
5.
Penutup
Tahun
ini (2016) FFB genap 29 Tahun Festival Film
Bandung”. Semoga tetap berjalan
terus dalam independensi serta menyuarakan bangga
film Indonesia!.
REGU
PENGURUS
FORUM
FILM BANDUNG
Periode
2014-2017
Dewan
Pembina
|
:
|
Ir. H.
Chand Parwez Servia
H.
Dede Yusuf
H.
Ilham Bintang
Harris
Lasmana
Prof.
Drs. Saini KM
|
Ketua
Umum
|
:
|
H.
Eddy D. Iskandar
|
Ketua
|
:
|
Dr.
Edison Nainggolan
|
Sekretaris
|
:
|
Agus
Safari
|
Bendahara
|
:
|
H.
Feroz Nisar Ahmad
Rudi
Setiawan
Mochamad
Rachmat Barokah
|
Bidang
Humas/Publikasi
|
:
|
Dra.
Hj. Ratna Djuwita (Koord.)
H.
Iwan Kusmawan
Ardityo
Danoesoebroto, S.Si., M.T
Dhipa
Galuh Purba, S.Sos., M.Ag.
|
Bidang
Apresiasi
|
:
|
Rosyid
E. Abby (Koord.)
Ardityo
Danoesoebroto, S.Si., M.T.
Ilma
Indriasri Pratiwi
Gorivana
Ageza
|
Bidang
Acara Festival
|
:
|
Agus
Safari (Koord.)
Dra.
Hj. Ratna Djuwita
Rosyid
E. Abby
Herry
K.S.
Raja
Lubis
Ina
Khuzaimah
|
REGU
PENGAMAT
FORUM
FILM BANDUNG
Periode
2014-2017
Ketua
Bidang Pengamatan
|
:
|
Dr.
Edison Nainggolan
|
Regu
Pengamat Film Indonesia
|
:
|
Eriko
Utama, S.T. (Ketua)
Rosyid
E. Abby
|
Agus
Safari
Prof.
Dr. Sutardjo A. Wiramihardja
Prof.
Drs. Jakob Sumardjo
Drg.
Asri Arumsari, Sp.B.M.
H.
Eddy D. Iskandar
Yus R.
Ismail
Dra.
Hj. Ratna Djuwita
Hj.
Aam Amilia
Ardityo
Danoesoebroto, S.Si., M.T.
Endah
Asih Lestari, S.Si.
Dhipa
Galuh Purba, S.Sos., M.Ag.
|
Regu
Pengamat Film Impor
|
:
|
Ardityo
Danoesoebroto, S.Si., M.T. (Ketua)
|
Eriko
Utama, S.T.
Prof.
Dr. Sutardjo A. Wiramihardja
Prof.
Drs. Jakob Sumardjo
Drg.
Asri Arumsari, Sp.B.M.
Endah
Asih Lestari, S.Si.
Dhipa
Galuh Purba, S.Sos., M.Ag.
|
||
Regu
Pengamat Sinetron
|
:
|
Rosyid
E. Abby (Ketua)
Yus R.
Ismail
|
Hj.
Aam Amilia
Drg.
Asri Arumsari, Sp.B.M.
Agus
Safari
Dra.
Hj. Ratna Djuwita
Dhipa Galuh
Purba, S.Sos., M.Ag.
|