Kekerasan dalam rumah tangga apalagi dilihat secara langsung oleh anak, akan mengakibatkan trauma dan luka mendalam bagi si anak dan mungkin saja akan mengubah pribadi si anak.
Tidak semuanya keluarga yang terlihat harmonis dan sempurna
dari luar, di dalamnya sesempurna yang terlihat. Terkadang senyuman
dan ketegaran hanya kamuflase untuk menutupi luka yang sesungguhnya. Setidaknya,
hal ini terjadi pada keluarga Bian. Ia hidup bersama dengan seorang ayah yang
selalu kasar terhadap ibunya, bahkan untuk hal-hal kecil. Ayahnya, Raman Wijaya
memaksa Bian untuk kuliah di Universitas Indonesia, namun ibunya membiarkan
Bian untuk mengikuti kata hatinya. Sebagai kepala keluarga, Raman tidak terima
istrinya bicara demikian pada Bian. Ia pun langsung memukuli istrinya tersebut.
Apakah ini yang disebut kepala keluarga? Atau justru ia sosiopat?
Keadaan keluarga yang seperti diuraikan di atas menjadi latar
utama film terbaru Monty Tiwa yang diambil dari novel dengan judul yang sama.
Film yang diproduksi oleh Starvision ini berusaha
menampilkan kekalutan seorang Bian (Karina Salim) yang hidup sebagai anak
broken home. Bian pun cenderung pendiam, menutup diri terhadap lingkungan
sekitarnya, terlebih ia juga merasa dikhianati oleh sahabat baiknya, Letisha
(Adinda Thomas) yang selingkuh dengan cowok yang ia cintai.
Luka. Trauma. Derita kekerasan dalam rumah tangga akan
terus dirasakan oleh anak hingga dewasa, karena anak begitu kuat dalam hal long
term memory. Begitu juga Bian yang memutuskan untuk kuliah di Jogjakarta dan
tinggal bersama budeknya (baca: bibi) dan juga sepupunya, Kevin (Ridwan
Ghanny). Kehidupan Bian di Jogja sedikit agak membaik ketika Ia bertemu Gabriel
(Abrar Adrian), seorang lelaki bertubuh tinggi besar yang juga seorang jurnalis
di sebuah media.
Siapa sangka, Gabriel yang ia sangka sebagai cowok baik-baik
memiliki reputasi yang jelek di lingkungannya. Ia dikenal sebagai tukang
berantem, bahkan beberapa menyebutnya monster dari Jogja. Traumatik Bian muncul
saat Gabriel memukuli preman yang menganggunya, seketika bayangan terlintas
pada perlakuan kasar ayahnya (Ray Sahetapy) terhadap ibunya (Unique Prisciilia).
Rupanya Gabriel tidak beda dengan ayahnya, ia suka kekerasan.
Dwitasari (Penulis Novel Raksasa Dari Jogja - Kiri), Abrar Adrian (Gabriel - Tengah) dan Karina Salim (Bian - Kanan) |
Konflik yang banyak dihadirkan membuat film yang naskahnya ditulis langsung oleh sang sutradara dan berkolaborasi dengan Ben Sihombing ini memiliki banyak rasa. Film ini terkadang menyebalkan, penuh tawa juga
mengharukan, namun ditambah manis dengan akting gemilang dan konsisten dari Karina Salim.
Lalu siapakah sosok Gabriel sebenarnya? Bagaimanakah
perjalanan Bian selanjutnya?
RAKSASA DARI JOGJA akan menjawab pertanyaan tersebut. Film yang juga didukung oleh aktor senior Dewi Irawan dan Dwi Sasono ini sudah mengudara di bioskop sejak 31 Maret 2016 dan saat ini masih tayang di berbagai bioskop di tanah air.
Apapun yang terjadi dalam keluarga kita, jangan sampai mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain, jangan menutup diri.
oleh : Raja Lubis (Blogger, Komandan FFBComm)